BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Telah kita ketahui
bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan
dengan masalah nilai, hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural
daripada pengertian ini. Didalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas
yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani
bagi pembangunan bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan
bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Pemuda adalah golongan manusia manusia
muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik,
agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung,
pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan
dengan kesempatan pendidikan. Keragaman tersebut pada dasarnya tidak
mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda.
Proses kehidupan yang
dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga ini
merupakan proses yang disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi
itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga
mencapai titik kulminasi.
Pemuda dalam pengertian adalah
manusia-manusia muda, akan tetapi di Indonesia ini sehubungan dengan adanya
program pembinaan generasi muda pengertian pemuda diperinci dan tersurat dengan
pasti. Dilihat dari segi budaya atau fungsionalnya maka dikenal istilah anak,
remaja dan dewasa, dengan perincian sebagia berikut :
Golongan anak : 0 – 12 tahun
Golongan remaja : 13 – 18 tahun
Golongan dewasa : 18 (21) tahun keatas
Usia 0-18 tahun adalah
merupakan sumber daya manusia muda, 16 – 21 tahun keatas dipandang telah
memiliki kematangan pribadi dan 18(21) tahun adalah usia yang telah
diperbolehkan untuk menjadi pegawai baik pemerintah maupun swasta.
Dilihat dari segi
ideologis politis, generasi muda adalah mereka yang berusia 18 – 30 – 40 tahun,
karena merupakan calon pengganti generasi terdahulu dan bersifat dewasa tidak
bersifat anak-anak. Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta ruang
lingkup tempat pemuda berada terdiri atas 3 katagori yaitu :
1.
Siswa, usia antara 6 – 18 tahun, masih duduk di bangku sekolah
2.
Mahasiswa usia antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan tinggi dan
akademi
3.
Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka
yang berusia 15 – 30 tahun keatas.
Akan tetapi, apabila
melihat peran pemuda sehubungan dengan pembangunan, peran itu dibedakan menjadi
dua yaitu:
1. Didasarkan atas usaha pemuda untuk
menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan lingkungan. Pemuda dalam hal ini
dapat berperan sebagai penerus tradisi dengan jalan menaati tradisi yang
berlaku
2. Didasarkan atas usaha menolak menyesuaikan
diri dengan lingkungan. Peran pemuda jenis ini dapat dirinci dalam tiga sikap,
yaitu : pertama jenis pemuda “pembangkit” mereka adalah pengurai atu pembuka
kejelasan dari suatu masalah sosial. Mereka secara tidak langsung ktu mengubah
masyarakat dan kebudayaan. Kedua pemuda pdelinkeun atau pemuda nakal. Mereka
tidak berniat mengadakan perubahan, baik budaya maupun pada masyarakat, tetapi
hanya berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tidnakan
menguntungkan bagi dirinya, sekalipun dalam kenyataannya merugikan. Ketiga,
pemuda radikal. Mereka berkeinginan besar untuk mengubah masyarakat dan
kebudayaan lewat cara-cara radikal, revolusioner.
1.2.Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka
saya dapat menarik suatu permasalahan sebagai berikut :
1.
Apa peranan pemuda
dalam masyarakat?
2.
Apa saja potensi
generasi pemuda?
3.
Apa saja permasalahan
generasi pemuda?
4.
Apa saja usaha untuk
menanggulangi masalah generasi muda ?
1.3.Tujuan
1.
Mengetahui apa peranan
pemuda dalam masyarakat.
2.
Mengetahui apa saja
potensi generasi pemuda.
3.
Mengetahui apa saja
masalah generasi muda.
4.
Untuk mengetahui apa
saja usaha untuk menanggulangi masalah generasi muda.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.PERMASALAHAN,
POTENSI GENERASI MUDA DAN PERANNYA DALAM MASYARAKAT
1.
Permasalahan Generasi Muda
Masalah pemuda
merupakan masalah yang abadi dan selalu dialami oleh setiap generasi dalam
hubungannya dengan generasi yang lebih tua. Problem itu disebabkan karena
akibat dari proses pendewasaan seseorang, penyesuaian dirinya dengan situasi
yang baru timbulah harapan setiap pemuda akan mempunyai masa depan yang lebih
baik dari pada orang tuanya.
Masalah antar
generasi merupakan salah satu kesalahan masyarakat yang dikenall sejak dulu
kala. Yang dipernasalahkan adalah nilai-nilai masyarakat. Pada umumnya dapat
dikatakan bahwa masalah antar generasi mencerminkan bagaimana kebudayaan
masyarakat itu sendiri.
Sehubungan dengan ini
para ahli sosial berpendapat bahwa masalah antar generasi kurang dan hampir
tidak terdapat dimasyarakat tradisional. Dengan demikian dapatlah dikatakan
bahwa antar generasi merupakan suatu masalah modern.
Berbagai macam
permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain:
a. Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme dan
nasionalisme dikalangan masyarakat termasuk jiwa pemuda.
b. Kekurang pastian yang dialami oleh generasi muda
terhadap masa depannya.
c. Belum keseimbangannya antara jumlah generasi muda
dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal.
d. Kekurangan lapangan dan kesempatan kerja serta
tinggi nya tingkat pengangguran dan setengah pengangguran dikalangan generasi
muda mengakibatkan berkurangnya produktifitas oleh nilai-nilai kekuasaan dan
sebagainya.
e. Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat
merelefansikan pendapat sikap dan tindakanya dengan kenyataan yang ada.
Dengan demikian
bagaimana semua masalah itu agar dapat dipecahkan olah masyarakat merupakan
cerminan kebudayaan masyarakat itu sendiri.
2. Potensi Generasi Muda
Potensi yang terdapat
pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut :
a. Idealisme dan daya kritis
Secara sosiologis
generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada sehingga dia dapat melihat
kekurangan dalam tatanan tersebut dan secara wajar mampu mencari gagasan baru
sebagai alternatif kearah perwujudan kearah tatanan yang lebih baik.
b. Dinamika dan kreatifitas
Adanya idealisme pada
generasi muda mnyebabkan mereka mimiliki potensi kedinamisan dan kreatifitas,
yakni kemampun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan dan
penyempurnaan kekurangan yang ada ataupun mengungkapkan gagasan yang baru.
c. Keberanian mengambil resiko
Perubahan dan
pembaharua termasuk pembangunan mengandung resiko dapat meleset terhambat atau
gagal. Namun mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan.
d. Optimis dan kegairahan semangat
Kegagalan tidak
menyebabkan generasi mudah patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat
yang dimiliki generasi muda merupakan daya pendorong untuk mencoba maju lagi.
e. Sikap kemandirian dan disiplin murni
Generasi memiliki
keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya. Sikap kemandirian
itu perlu dilengkapi kesadaran disiplin murni pada dirinya agar mereka dapat
menyadari batas-batas yang wajar dan memiliki tenggang rasa.
f. Terdidik
Walaupun dengan
memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti
kuantitatif maupun dalam arti kualitatif, generasi muda secara relatif lebih
terpelajar karena lebih terbukanya kesempatan belajar dari generasi
pendahulunya.
g. Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
Keanekaragaman
generasi muda merupakan cermin keanekaragaman masyarakat kita. Keanekaragaman
tersebut dapat menjadi hambatan jika dihayati secara sempit dan eksklusif, tapi
dapat merupakan potensi dinamis dan kreatif sehingga merupakan sumber yang
besar untuk kemajuan bangsanya. Maka para pemuda dapat didorong untuk
menampilkan potensinya yang terbaik dan diberi peran yang jelas serta
bertanggung jawab dalam menuju cita-cita bangsa.
h. Patriotisme dan Nasionalisme
Pemupukan rasa
kebangsaan, kecintaan dan turut memiliki bangsa dan negara dikalangan pemuda
perlu ditingkatkan.
i. Fisik kuat dan jumlah banyak
Potensi ini merupakan kenyataan sosiologis dan
demografis. Dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembangunan bangsa dan negaranya
yang menghendaki pengarahan tenaga dalam jumlah besar.
j. Sikap kesatria
Kemurnian idealisme,
keberanian, semangat pengabdian dan pengorbanan serta rasa tanggung jawab
sosial yang tinggi adalah unsur-unsur yang perlu dipupuk dan dikembangkan terus
menjadi sikap kesatria.
k. Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi
Para pemuda dapat
berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi
secara fungsional dapat dikembangkan sebagai transformator terhadap
lingkungannya.
3. Peran Generasi Muda
Masa depan suatu bangsa terletak pada generasi mudanya sebab merekalah
yang menggantikan generasi sebelumnya dalam memimpin bangsa oleh karena itu
generasi muda perlu diberi bekal berupa ilmu pengetahuan sesuai dengan tuntunan
zaman. Salah satu cara dalam memperoleh bekal pengetahuan tersebut dapat
melalui pendidikan baik formal maupun nonformal baik itu pendidikan dasar maupun
pendidikan tinggi.
Hal-hal yang menghambat kemajuan harus diganti dengan hal-hal baru
sesuai dengan tuntunan dan perkembangan masyarakat. Oleh karena itu dalam
mengadakan perubahan hendaknya memperhatikan situasi dan kondisi mereka berada.
Pembagunan yang kita laksanakan itu jelas merupakan rangkaian gerakan
perubahan menuju kemajuan. Dalam beberapa hal, perubahan itu merupakan
perombakan yang sangat mendasar. Perubahan atau kemajuan dalam pembangunan
bukan hanya perubahan fisik saja tetapi membawa serta perubahan sosial.
Perubahan sosial itu mengandung kekuatan dinamika karena mnyangkut tata nilai,
sikap dan tingkah laku. Dengan kata lain pembangunan memerlukan pembaruan.
Pembangunan tidak akan berjalan lancar jika manusia tidak giat bekerja
oleh karena itu pembangunan adalah penggantian yang lama dengan yang baru, yang
telah diperhitungkan oleh keadaan sekitarnya, maka mahasiswa berkewajiban untuk
ikut serta dalam derap pembangunan.
Disamping itu mahasiswa bertugas
sebagai pelopor pembangunan sehingga perlu difikirkan kesesuaian macam
pembaruan dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Meskipun hal-hal baru itu
tidak selalu membawa kebahagiaan kepada masyarakat, bahkan kadang-kadang dapat
menjerumuskan masyarakat ketingkat kehidupan yang kurang baik. Oleh karena itu
mahasiswa yang telah dibekali ilmu pengetahuan tang tinggi hendaknya dapat
memilih mana-mana yang perlu diubah dan tidak perlu diubah disamping itu perlu
dipikirkan keikutsertaan masyarakat dalm pembaharuan tersebut. Dengan demikian,
hasilnya akan seperti yang diharapkan.
4. Usaha Penanggulangan
Permasalahan Generasi Muda
Cara yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu
orang tua harus sering menasehati, memberi bimbingan, dan memberi pengarahan
kepada anaknya agar menjadi pemuda yang mudah bersosialisasi dan bisa hidup
mandiri tanpa upaya dan dana orang tuanya. Hal ini bergantung pada diri pemuda
itu sendiri. Jika menurut mereka nasehat tersebut dapat membantu untuk
mengatasi permasalahannya, maka mereka akan melakukannya. Dan jika mereka tidak
membutuhkan nasehat, maka mereka tidak akan melakukannya. Tetapi pemuda yang
baik adalah pemuda yang selalu mendengarkan nasehat - nasehat yang baik dari
orang tuanya.
Setelah memberi tanggapan untuk mengatasi permasalahan.pemuda dalam
generasi nasional, diharapkan pemuda - pemuda dapat meningkatkan sikap
kedewasaannya dalam hal ekonomi dan psikologi. Masyarakat pun akan bangga.
Begitu pun bagi orang tua, akan merasa bangga. Karena mereka memiliki anak yang
baik dan bisa diandalkan sebagai penerus bangsa. Dan semoga hal ini lebih baik
lagi di masa mendatang.
BAB 3
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
1. Peranan
pemuda dalam pembangunan masyarakat adalah sebagai agent of change, agent of
development, dan agent of modernization.
2.
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah
idealisme dan daya kritis, dinamika dan kreativitas, dan keberanian mengambil
resiko.
3. Masalah-masalah
generasi muda diantaranya adalah menurunnya jiwa nasionalisme, kekurangpastian
yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya, belum seimbangnya
antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, tingginya
jumlah putus sekolah, kekurangan lapangan kerja, kurangnya gizi yang menghambat
perkembangan kecerdasan, banyaknya perkawinan dibawah umur, penyalahgunaan obat
narkotika dan zat adiktif, masih adanya anak-anak yang hidup menggelandang,
pergaulan bebas diantara muda-mudi yang menunjukkan gejala penyimpangan
perilaku (deviant behavior), masuknya budaya barat (westernisasi culture), dan
masih merajalelanya kenakalan remaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar